Rabu, 02 Oktober 2013

Sidat sosis

Sosis merupakan emulsi minyak dalam air (oil in water atau o/w). Sosis ikan merupakan daging ikan cancing yang ditambahkan minyak, bumbu dan pati sebagai pengisi. 
Teknologi produksinya, campuran ini kemudian dimasukkan ke dalam casing dan diikat, setelah itu diuapkan atau direbus. 
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3820-1995), sosis yang baik harus mengandung protein minimal 13%, lemak maksimal 25% dan karbohidrat maksimal 8%. Jika standar ini terpenuhi, maka dapat dikatakan bahwa sosis merupakan makanan sumber
protein. Hanya saja, karena kadar lemak dan kolesterol sosis yang cukup tinggi, sosis sebaiknya tidak dijadikan menu rutin bagi anak-anak guna mencegah masalah obesitas dan penyakit-penyakit yang mengikutinya, dikemudian hari. 

Pembuatan Sosis 

Pembuatan sosis ikan hampir sama dengan pembuatan kamaboko (jenis pasta ikan Jepang) akan tetapi terdapat perbedaan, yaitu sosis ikan dimasukkan ke dalam casing ditambahkan lemak, dan bumbu ke dalam sosis ikan. Sedangkan kamaboko tidak 
dimasukkan ke dalam casing dan tidak memiliki rasa/hambar. 
Dalam proses pembuatan sosis ikan, kepala ekor, tulang dan jeroan dibuang terlebih dahulu kemudian di fillet dan dikuliti (jika ukuran ikan besar). Setelah itu, daging ikan dicuci untuk membersihkan lemak, darah dan kotoran. Daging yang telah bersih dilembutkan dengan cara digiling. 
Bahan yang telah digiling tersebut dilembutkan, pada proses tersebut dtambahkan garam pada daging setelah mesin dinyalakan selama 1-2 menit. Tujuan proses pelembutan dan pengadukkan adalah untuk mendapatkan emulsi yang stabil dengan adonan yang 
tercampur sehingga homogen dan terbentuk pasta. 
Pencampuran tepung ke dalam adonan dilakukan terakhir untuk mengatur elastisitas akhir daging. Setelah semua bahan tercampur rata, adonan dimasukkan ke dalam casing dan diikat kemudian direbus. 

Prosedur Pembuatan Sosis: 

1. Persiapan bahan baku 

Ikan yang digunakan adalah ikan sidat segar dengan ukuran kurang lebih 40 - 55 cm dengan berat antara 75 -125 gram. Ikan sidat segar dimatikan dengan cara memukul bagian kepalanya. 

2. Pembersihan ikan 

Sidat yang sudah mati dibersihkan lendir dan kotoran sekitar kulit dengan menggunakan abu gosok. Setelah bersih dari lendir, kepala dan ekor dipotong kemudian diiris bagian punggung dimulai dari bagian kepala menuju ekor. Pengirisan dilanjutkan kearah bagian dalam mengikuti bentuk tulang belakang menuju bagian perut, sesampai diperut isinya dikeluarkan. Pengirisan dilanjutkan hingga tulang belakang mudah dikeluarkan. 
Ikan yang telah terlepas dari tulang dan kotoran perut tersebut dikuliti dengan cara terlebih dahulu menimbulkan sebagian kecil kulit pada daging bagian ekor menggunakan pisau tajam. Kulit yang sedikit terpisah dari daging itu kemudian ditarik dengan menggunakan tangan, sedangkan bagian daging yang sedikit tertinggal di kulit diambil dengan bantuan pisau. Daging ikan yang diperoleh dibersihkan dengan air mengalir dari kotoran yang melekat dan ditiriskan. 

3. Pembuatan adonan 

Penggilingan daging ikan sidat dilakukan dengan menggunakan penggiling daging dan dihaluskan dengan menggunakan grinder selama kurang lebih 2-3 menit. Daging halus tersebut kemudian didinginkan hingga mencapai suhu kurang dari 10 derajat cel. Daging halus yang telah dingin dicampur dengan tepung dan bumbu lainnya. 
Adonan kemudian dimasukkan ke dalam casing dengan menggunakan pressure cookies dan direbus. Dalam proses perebusan, air yang digunakan terlebih dahulu dimasak sampai dengan mendidih untuk menghancurkan mikroorganisme yang ada dalam air. Air yang telah mendidih tersebut suhunya diturunkan hingga mencapai suhu yang ditetapkan yaitu 70 - 80 derajat Cel. kemudian sosis dimasukkan dan direbus selama 30 menit. Kestabilan suhu perebusan terjaga dengan menggunakan dandang aluminium ukuran besar, penggunaan api kecil dan apabila suhu mulai meningkat ditambahkan air masak yang dingin. 
Bahan yang digunakan tepung tapioka 10%, Garam 3%, Minyak sayur 5%, Gula 1,6%, MSG 0,1%, sodium tripoliphospat 0,2%, pala 0,1%, bawang putih 0,1% dan air es 3% dari total adonan.