Tampilkan postingan dengan label Pengolahan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengolahan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 12 Oktober 2013

Packing (pengemasan)

Proses handling dan packing terdiri atas tahap-tahap yang perlu diperhatikan dengan baik. Jika kedua proses tersebut dilakukan dengan benar, kualitas ikan yang dijual akan terjaga sehingga kita dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari ikan yang dibudidaya secara lebih efisien dan efektif.

  • Siapkan perlengkapan packing: box fiber/box styrofoam, plastik pelapis, spidol, stiker label, tali strapping, lakban putih, dan sarung tangan.
  • Cek suhu tengah ikan yang telah diproses chilling.
  • Siapkan box fiber atau box styrofoam, lapisi bagian dalamnya dengan plastik (plastik berguna untuk menjaga suhu ruang dalam boks tetap stabil sehingga suhu tengah tubuh ikan tidak naik lebih dari 2°C, isi es dengan ketebalan 5 cm.
  • Masukkan ikan ke dalam boks dengan posisi perut di atas (bertujuan agar daging bagian bawah ikan tidak rusak) secara berjajar (horisontal). Susunan dari bawah ke atas es-ikan-es-ikan-es dan seterusnya.
  • Setelah boks penuh (kapasitas fiber 120 kg, styrofoam 30 kg disesuaikan ukuran boks) lapisi bagian atas dengan es setebal 5-10 cm.
  • Kebutuhan es dalam boks disesuaikan dengan alat transportasi pengangkut dan juga jarak tempuh hingga sampai ke tangan konsumen.


Handling (penanganan)

Proses handling dan packing terdiri atas tahap-tahap yang perlu diperhatikan dengan baik. Jika kedua proses tersebut dilakukan dengan benar, kualitas ikan yang dijual akan terjaga sehingga kita dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari ikan yang dibudidaya secara lebih efisien dan efektif.

Handling adalah penanganan ikan segar setelah ditangkap atau dipanen. Penanganan ikan segar hasil perikanan tangkap maupun budidaya pada prinsipnya hampir sama, yaitu menekankan pada kebersihan dan kualitas ikan agar diperoleh ikan segar dengan kondisi yang tetap prima.
Berikut tahapan proses handling ikan segar:

Penangkapan ikan menggunakan cara dan alat tangkap yang seminimal mungkin dapat merusak kualitas fisik ikan. Penggunaan cara dan alat tangkap yang merusak seperti bom ikan dan potas, selain menimbulkan dampak sangat negatif terhadap ekosistem laut, juga berdampak buruk pada kualitas ikan hasil tangkapan.

Siapkan lumpur es (ice chilled); lumpur es adalah campuran ES dan AIR LAUT dengan perbandingan 2 : 1 bersuhu tepat 0°C (gunakan thermometer digital). Jika suhu belum mencapai 0°C tambahkan ES. Lumpur es bisa ditempatkan pada palka kapal (usahakan memakai palka yang kedap air) atau bisa menggunakan box fiber secukupnya. Lumpur es ini bertujuan untuk mematikan ikan seketika dengan tujuan daging ikan tetap dalam kondisi prima (cold shock kill) dan pembekuan (chilling), selain itu secara tidak langsung juga untuk membersihkan tubuh ikan dari kotoran yang melekat.

Ikan hidup yang telah ditangkap langsung dimasukkan ke dalam palka atau box fiber yang berisi lumpur es. Pertahankan suhu pada 0°C, jika suhu naik tambahkan es kembali.  Pada tahap ini bisa dilakukan pemilihan ikan berdasarkan ukuran dan kualitas, atau bisa juga tahap pemilihan tersebut dilakukan pada proses packing ikan.

Jumlah ikan yang masuk selama tahap cold shock kill adalah 50-60 persen dari kapasitas palka atau box fiber.

Setelah kapasitas palka atau box fiber terpenuhi, buang/sedot air, kemudian tambahkan es secukupnya untuk proses pembekuan (chilling).

Proses chilling dilakukan selama 5 jam, pada 2 jam pertama cek suhu tengah ikan (center body) dengan cara menusukkan thermometer pada anus hingga mencapai bagian tengah ikan. Jika suhu belum mencapai 0°C tambahkan es. Cek suhu tengah ikan untuk masing-masing palka atau box fiber. Ulangi prosedur tersebut pada 2 jam kedua dan saat proses chilling sampai 5 jam. Pastikan suhu tengah ikan 0°C sebelum ikan masuk packing.

Fillet Sidat

Persiapan Fillet

Sidat dapat disiapkan dalam cara yang mirip dengan ikan lainnya . Namun karena sidat kurang umum, persiapan dalam menyajikan pun memiliki kesulitan tertentu.
Kulit sidat sangat licin dan harus dilepas sesegera mungkin setelah belut mati . Jika tidak sesegera mungkin, maka kulit akan mengering dan menjadi lebih sulit untuk dilepaskan.


  • Potong kulit tepat di belakang insang , mengitari tubuh .
  • Pegang kulit dan tarik ke belakang. Hal ini sulit sehingga anda mungkin perlu tang , sarung tangan atau handuk kertas sekali pakai . Jika robekan kulit lengket, lepaskan dengan pisau dan ulangi proses .


Untuk usus :


  • Tempatkan ujung pisau non - fleksibel dalam pembukaan ventral dan potong ke arah kepala.
  • Dorong semua usus ke satu sisi.
  • Potong membran  di satu sisi tulang punggung.
  • Pindahkan usus dan potong membran pada sisi lain dari tulang punggung, usus akan lepas dan dapat dibuang


Sidat dapat difillet dengan cara yang mirip dengan ikan lainnya . Pada sisinya , potong daging sampai tulang punggung tepat di belakang kepala . Jalankan pisau di tengah-tengah sidat,  posisi pisau paralel ke tulang belakang. Ulangi di sisi lain .

Fillet


  • Jalankan pisau menyusuri tulang belakang sampai ke ekor dalam irisan lembut (bukan seperti menggergaji).
  • Posisi pisau antara tulang belakang dan daging.
  • Angkat fillet untuk melihat sampai di mana Anda bekerja .
  • Biarkan pisau mengikuti bentuk ikan. 
  • Setelah Anda mendapat hasil fillet, sisihkan .
  • Balikkan ikan dan ulangi dengan fillet kedua.
  • Hati-hati - fillet kedua mungkin sedikit rumit.