Tampilkan postingan dengan label Pra budidaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pra budidaya. Tampilkan semua postingan

Rabu, 23 Oktober 2013

Pakan, pupuk, dan obat

Pakan Tambahan 

Pakan tambahan adalah pakan yang berasal dari luar media pemeliharaan yang bisa diberikan dan dimanfaatkan sebagai makanan ikan. Beberapa jenis misalnya cacing sutra,  ikan  rucah,  cacing  tanah, daging  keong  ,  bekicot,    dll. 
]enis  makanan  yang  tersedia  juga  mempengaruhi  komposisi  kimia  ikan,  sebagai contoh  hasil  penelitian yang  memberikan  perlakuan  pakan  tambahan  dengan  karbohidrat pada  ikan  Anguilla  anguilla memperoleh  komposisi  sebagai  berikut:  air  57,21%,  protein 15,89%,  lemak  25,61%,  dan  abu 2,12%.  Sebaliknya  hasil  penelitian  terhadap  ikan  sidat (Anguilla  bicolor)  yang  diberi  pakan  protein dengan  kadar  bervariasi  yang  berkisar  antara 40,25-55,21  %  menghasilkan  protein  18,04-20,32%; air 67,79-70,73%;  lemak  7,23-8,01  %; abu  2,69-  3,20%  dan  serat  kasar  0,73-0,77%.  Semakin  tinggi kadar  protein  pakan  yang diberikan  semakin  tinggi  pula  kadar  protein  daging  ikan  yang  terukur. 

Pupuk dan Obat-obatan 

Pupuk yang dipergunakan bisa berupa pupuk kandang ataupun pupuk kimia sepertiurea, TSP.  Obat-obatan ada berbagai macam, seperti antibiotik, anti jamur, desinfekan, dll.

Fasilitas penunjang

Fasilitas penunjang meliputi : 
a)  Sumber listrik; 
b)  Peralatan pengudaraan atau aerasi (kincir, blower, dll.); 
c)  Peralatan pengukuran kualitas air; 
d)  Peralatan bantu kerja (ember, gayung, serok, saringan air, dll.); 
e)  Bangunan (mess karyawan, gudang. Laboratorium, pos jaga, dsb.); 
f)   Kendaraan angkutan (mobil, motor); 
g)  Peralatan administrasi (computer, meubelair, lemari, cardek, dll). 

Peralatan pengudaraan (aerasi): 
Kincir   air.   Peralatan   aerasi   tipe   ini   merupakan   satu   tipe   alat   untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam media budidaya, serta untuk menciptakan adanya arus air.  Tingkat difusi oksigen dengan alat ini tergolong tinggi .

  • Blower.  Aerator tipe ini langsung memberikan udara dari lapisan bawah, juga cukup kuat, namun memerlukan jaringan pemipaan dan batu aerasi atau pipa berlubang di dasar kolam. 
  • Aero-O2.  Aerator tipe ini menyemprotkan udara ke dalam air dan mendorong ke  satu  arah  yang  dapat  membuat  air  bersirkulasi. Tipe  ini  juga  mampu memberikan oksigen langsung di lapisan tengah/bawah. 


Beberapa alat ukur kualitas air antara lain adalah : 

   Thermometer untuk mengukur suhu air media budidaya; 
   pH meter untuk mengukur pH air media budidaya; 
   Salinometer untuk mengukuran salinitas air media budidaya; 
   DO Meter untuk mengukura kandungan oksigen air media budidaya; 
   Test kit amonium, nitrat, dan nitrit.
Semakin  intensif  tingkat  teknologi  yang  diaplikasikan  serta  semakin  besar  skala produksinya,   semakin diperlukan   pemantauan/kontrol   kualitas   air,   sehingga peralatan-peralatan seperti tersebut di atas mutlak diperlukan. 
Namun  untuk  teknologi  sederhana tidak harus semua jenis alat tersedia; paling tidak thermometer, pH meter atau kertas lakmus pH tetap diperlukan. 

Fasilitas Utama

Fasilitas utama yaitu jenis fasilitas yang langsung digunakan untuk pemeliharaan sidat. 
a)  Tempat penampungan air (tandon) 
Adalah  fasilitas  penampungan  air  digunakan  untuk  menyediakan  air  selama proses  produksi.  Selain  itu  tempat  ini  juga  berfungsi  mengendapkan  lumpur dan menetralisir zat-zat yang tidak bermanfaat bagi sidat.

b)  Bak pendederan 

Bak pendederan adalah tempat untuk memelihara elver hingga menjadi benih. 
Pendederan  ada  dua  tahap,  yaitu  Pendederan  1  dan  Pendederan  Lanjutan. 
Pendederan  1  adalah  untuk  membuat  elver  mau  makan  dengan  pakan  yang diberikan  (belajar  makan). Tahapan  ini  cukup  kritis,  sehingga  sebaiknya dilaksanakan dalam bak-bak terkontrol atau dalam ruangan (indoor).   Sedang Pendederan   Lanjutan   (Pendederan   2   dan   3)   adalah   membesarkan   elver menjadi  juvenil,  dan  tahapan  ini  baik  dilakukan  di  bak-bak  outdoor.  Ukuran bak Pendederan-1 cukup kecil saja misalnya 1,5 x 3 x 0,6 m, dan ukuran bak Pendederan  2  kurang  lebih  berukuran  50-100  m   dengan  kedalaman  0,8  m.

c)  Kolam pembesaran 
Kolam  pembesaran  adalah  tempat  yang  digunakan  untuk  memelihara  benih hingga   menjadi   sidat   ukuran   konsumsi.   Ukuran   kolam   Pembesaran   bisa bervariasi  dari  300-1.000  m    dengan  kedalaman  1-1,2  m.  Karena  masa pemeliharaan   untuk   mencapai   ukuran   konsumsi   cukup   lama,   diperlukan beberapa  kali  tahapan/pemindahan  ikan  sesuai  ukuran,  maka  ukuran  kolam bisa dibuat bervariasi. 

Air dan tanah

Air merupakan media hidup sidat. Keberhasilan sidat sangat ditentukan oleh keadaan airnya.

a)  Sumber air
Memilih  sumber  air  untuk  budidaya  sidat  tidak  boleh  sembarangan.  Ada  tiga sumber air yang baik untuk kegiatan pembesaran.
1)  Air sumur
2)  Mata air
3)  Air sungai

b)  Kuantitas
Kuantitas disebut juga debit air adalah jumlah air yang tersedia atau mengalir di suatu tempat. Jumlah air yang dibutuhkan dalam budidaya sidat tergantung dari skala produksi dan tahapan kegiatan yang dilakukan.
Untuk  pendederan,  setiap  produksi  1000  ekor/bulan dibutuhkan  air  sekitar  5 liter/detik.  Sementara  untuk  pembesaran,  setiap  skala  produksi  10.000  ekor/bulan dibutuhkan air 5 liter/detik.

c)  Kualitas

Tabel Parameter kualitas air untuk budidaya sidat

Parameter Kisaran atau indikasi 
Suhu

Warna

Kekeruhan

Oksigen

Karbondioksida

pH

Amoniak

Alkalinitas 
27 - 30 derajat Cel. (pendederan), 25 - 30 derajat Cel. (pembesaran)

Hijau kecoklatan

20 - 40 cm oleh plankton

Minimal 4 mg/L

Maksimal 25 mg/L

7 - 7,5

Maksimal 0,1 mg/L

50 -300 mg/L 

Suhu yang sesuai akan menunjang laju pertumbuhan yang tinggi, konversi pakan yang  rendah  dan  merupakan  salah  satu  faktor  yang  berpengaruh  terhadap kondisi  kesehatan  ikan.    Dua  hal  yang  pertama  tersebut  terkait  dengan  laju metabolisme yang tinggi; dan laju pertumbuhan yang tinggi akan memperpendek waktu pemeliharaan. Kondisi kesehatan akan menunjang nafsu makan, dan serta mengurangi    angka    kematian    (mortalitas)    sehingga    menunjang    tingkat sintasan yang tinggi ( atau   Survival   Rate   atau   SR)  (dikatakan karena masih ada faktor-faktor menunjang lain yang perpengaruh). 
Warna air yang hijau kecoklatan adalah terkait dengan berkembangnya plankton (fitoplankton maupun zooplankton). 
Oksigen  merupakan  faktor  pembatas  dalam  sistem  akuatik. 
Kecukupan  oksigen  dalam  air  media  budidaya  akan  mendukung proses   metabolisme   (jumlah   total   perubahan secara kimiawi dalam tubuh organisme  hidup  dan  sel-selnya  yang  merubah  makanan  menjadi  protoplasma, serta  selanjutnya  protoplasma  dipergunakan  dan  diuraikan  menjadi  senyawa- senyawa   yang   lebih   sederhana   serta   kotoran   dengan   pelepasan   energi). 
Kandungan  oksigen  dalam  air  media  budidaya  dipengaruhi  tingkat  fotosintesis tumbuhan  air/fitoplankton,  suhu,  serta  banyak  sedikitnya  bahan  organik,  serta jumlah organisme dan aktivitasnya. 
Karbon dioksida (CO2) berpengaruh terhadap perkembangan fitoplankton (terkait dengan  proses  fotosintesis),  dan  terhadap  pH  air  dalam  air  media  budidaya. 
Kandungan CO2 dalam air tidak boleh terlalu tinggi, karena akan menurunkan pH air  dan  akan  menurunkan oksigen  terlarut  dalam  air media  budidaya. Tingginya konsentrasi     bakteri  dan  bahan-bahan  organik  tersuspensi  akan  meningkatkan kandungan CO2 dan menurunkan kandungan oksigen dalam air media budidaya. 
Tingginya CO2 dapat dicegah dengan aerasi yang cukup, dan pengaturan pH. 
Amoniak  atau  NH 3  merupakan  senyawa  toksik  (racun  terhadap  ikan).  Amoniak atau amonia bebas merupakan salah satu hasil perombakan bahan organik dalam air  media  budidaya,  yang  keseimbangannya  dengan  amonium  (NH 4OH)  yang tidak  toksik,  bergantung  pada  pH  (semakin  tinggi  pH  maka  semakin  tinggi proporsi  amoniak).  Dengan  demikian  maka  pH  dijaga  jangan  melampaui  batas kisaran maksimal. 
Alkalinitas  adalah  jumlah  knsentrasi  basa  dalam  air  (utamanya  bikarbonat  atau HCO   dan karbonat atau CO  2   dinyatakan dalam mg/ltr ekivalen CaCO 3. Air ber- alkalinitas cukup tinggi akan  mempunyai pH yang lebih  stabil, serta mempunyai produktivitas lebih tinggi. 

d)  Kontinuitas 

Kontinuitas adalah keadaan suatu sumber air dalam masa tertentu. Sumber air yang  mampu  menyediakan  air  setiap  saat  atau  tidak  pernah  kering  dikatakan kontinyu. 

Bila kita bisa memilih di antara ke tiga macam sumber air di atas, selain terkait pula dengan kuantitas, kualitas dan kontinuitasnya, maka juga dipertimbangkan biaya awal dan biaya operasionalnya. 

Jenis Tanah 

Jenis tanah untuk budidaya sidat harus memiliki safat-sifat fisik dan kimia yang baik, yaitu  guna  menunjang  fungsi-fungsi:  (1)  terciptanya  lingkungan  bagi  hidup  dan berkembangnya  ikan  yang  dibudidayakan  dengan  baik,  (2)  berkembangnya  pakan alami,  dan  (3)  kuat  kenampung  air  di  dalamnya  serta  beban  peralatan  di  atasnya. 
Fungsi  pertama  dan  ke  dua  menyangkut  kesuburan.  Kesuburan  dimaksud  adalah bahwa  tanah  mendukung  terciptanya  air  media  budidaya  yang  subur,  atau  tidak menyebabkan  air  kolam  berubah  menjadi  miskin  hara  ataupun  perubahan  secara fisika dan kimia lainnya karena pengaruh tanah kolam tersebut. Fungsi ke tiga adalah bahwa kolam tidak bocor/rembes, dan kuat menahan beban.   Ada dua macam jenis tanah yang sesuai untuk maksud tersebut: 

-tanah  terapan  (clay  loam)  yaitu  tanah  dengan  kandungan  liat,  pasir  dan debu kurang lebih berimbang; dan 
-tanah liat berpasir atau lempung berpasir.

Lokasi / lahan

Syarat:
a)  Dekat dengan sumber air;
b)  Kualitas airnya baik dan tidak tercemar oleh limbah industri dan logam berat;
c)  Air mengalir secara kontinu sepanjang tahun;
d)  Jenis tanahnya baik dan tidak porous;
e)  Lahan sesuai dengan skala usaha.
Luas lahan harus disediakan tergantung dari tahapan/segmen kegiatan usaha yang dipilih dan skala produksinya.

Kebutuhan lahan produktif untuk kegiatan pendederan berdasarkan skala produksi benih yang dihasilkan setiap bulan. 

Skala usaha
(ekor) 
Luas
(m2 ) 
10.000
20.000
50.000
100.000
1.000.000
2.000.000 
200
400
1.000
2.000
20.000
40.000

Kebutuhan lahan produktif untuk kegiatan pembesaran berdasarkan 
skala produksi konsumsi yang dihasilkan setiap bulan.

Skala usaha
(kg) 
Luas
(m2 ) 
200
500
1.000
2.000
5.000
10.000 
20
50
100
200
500
1.000

Perlu diingat bahwa bila air yang tersedia tidak mencukupi untuk pengairan kolam 
sistim flowthrough maka padat tebar atau targe harus disesuaikan.