Rabu, 02 Oktober 2013

Habitat ikan Sidat

Sidat termasuk ikan katadromus, yaitu ikan yang dewasa berada di hulu sungai atau danau, tetapi bila sudah matang gonad akan beruaya dan memijah disana. Memijah di kedalaman laut hingga lebih dari 6.000 m, telur-telur naik ke permukaan dan menetas menjadi larva. Larva sidat yang terbawa arus, bermetamorfosa menjadi leptocephalus (berbentuk seperti daun), dan terus mengarungi samudera menuju ke pantai/perairan tawar. Setelah mencapai pantai dalam kurun waktu satu hingga tiga tahun, sudah berupa glass eel dengan tubuh transparan hingga terlihat insang (berwarna merah terang) dan hatinya. Di Pelabuhan Ratu, glass eel mencapai muara sungai dengan ukuran 45-60 mm (0,15 - 0,2 g), sedang di Eropa mencapai
ukuran 75-90 mm. Mencapai pantai, glass eel memasuki muara sungai dan terus naik dan hidup di hulu-hulu sungai, danau, dan rawa, atau tinggal di perairan rawa pasut atau perairan payau.
Tubuh sidat bersisik kecil-kecil membujur, berkumpul dalam kumpulan-kumpulan kecil yang masing-masing kumpulan-kumpulan terletak miring pada sudut siku terhadap kumpulan-kumpulan di sampingnya. Bentuk tubuh yang memanjang seperti ular memudahkan bagi sidat untuk berenang diantara celah-celah sempit dan lubang di dasar perairan seperti ular. Warna tubuh abu-abu gelap di punggung, di bagian dada/perut berwarna keputihan. 
Panjang tubuh ikan sidat bervariasi tergantung jenisnya yaitu antara 50-125 cm. 
Ketiga siripnya yang meliputi sirip punggung, sirip dubur dan sirip ekor menyatu. Selain itu terdapat sisik sangat kecil yang terletak di bawah kulit pada sisi lateral. Perbedaan diantara jenis ikan sidat dapat dilihat antara lain dari perbandingan antara panjang preanal (sebelum sirip dubur) dan predorsal (sebelum sirip punggung), struktur gigi pada rahang atas, bentuk kepala dan jumlah tulang belakang. 
Sidat termasuk ikan karnivora (pemakan daging). Sama halnya dengan belut sawah (Monoterus albus/Fluta alba), lele (Clarias batracus), dan gabus (Ophiocephalus striatus). Di alam aslinya, sidat memangsa ikan, kodok, udang, dan juga sesama sidat (kanibalisme). Kanibalisme akan terjadi apabila populasi sidat dalam satu koloni sangat besar, tetapi volume pakan kurang.