Selasa, 15 Oktober 2013

Perawatan pemeliharaan 3

Perawatan   pemeliharaan   meliputi   pemberian   pakan,   kontrol   kualitas   air, monitoring  pertumbuhan  dan  kondisi  sidat,  grading,  dan  pemanenan  pada dasarnya sama dengan pada tahap Pendederan lanjut (Pendederan 2 dan 3).
Pemberian pakan Pakan untuk pembesaran adalah pasta, rucah, dan pelet. 
Kandungan protein harus cukup tinggi (45-50%) dan sesuai untuk sidat.   Contoh pasta dan pelet disajikan pada Gambar 16. Sebagai pakan tahapan pembesaran, pelet sangat baik,  karena  pakan  dalam  bentuk  pelet  lebih  efektif  dibandingkan  dengan pasta.  Beberapa keunggulannya antara lain adalah yang terbuang relatif lebih sedikit,  dan  lebih  mudah  penanganannya.    Dosis  pakan  antara  2-6%  dari berat biomas per   hari, dengan frekuensi 2-3 kali sehari. Untuk kontrol pakan bisa dipergunakan anco; habis tidaknya pakan dan lamanya pakan dihabiskan merupakan  salah  satu  dasar  untuk  penyesuaian  pemberian  pakan.  Kontrol pakan yang baik akan menurunkan resiko pemborosan dan menekan konversi pakan, suatu faktor utama yang berpengaruh pada tingkat keuntungan usaha.

Pemberian pakan pasta adalah sebagai berikut:
•timbang pakan sebanyak diperlukan, rebus
•campur dengan air secukupnya, kalau perlu + bahan pelengket (semacam kanji), dan suplemen lain yang diperlukan (minyak ikan)
•aduk dengan pengaduk khusus hingga adonan pulen
•bagi-bagi adonan tersebut sesuai kebutuhan setiap kolam
•letakkan adonan tersebut pada keranjang pakan
•letakkan keranjang pakandi bawah peneduh 10 cm di bawah permukaan air.

Pemberian pakan dengan ikan rucah sebagai berikut:
•timbang  ikan rucah sebanyak ndiperlukan
•cincang daging tersebut hingga lebih kecil dari bukaan mulut sidat
•letakkan daging ikan tersebut pada baki-baki

Selain cara pemberian, tak kalah penting adalah kontrol pakan khususnya pengamatan habisnya pakan.  Bila waktu habisnya pakan terlalu lama, perlu diketahui penyebabnya; bila perlu dilakukan penyesuaian dosis pemberiannya.


Pengontrolan
Pengontrolan   dilakukan   setiap   hari   untuk melihat keadaan kolam dan benih. Waktunya bisa   bersamaan   dengan   pemberian   pakan tambahan.  Saat  pengontrolan,  keadaannya harus diamati dengan cermat.
Pengontrolan   budidaya   meliputi   monitoring   kualitas   air,   laju   pertumbuhan   dan kondisi/kesehatan ikan yang dibudidayakan.
Monitoring  kualitas  air  baik  melalui  pengukuran  parameter-parameter  kualitas  air utama maupun secara visual.  Bila ada nilai parameter kualitas air yang tidak sesuai, periksa penyebabnya dan lakukan tindakan perbaikan. Rekam dalam jurnal budidaya yang telah disiapkan.
Cermati setiap kondisi benih utamanya bila ada kelainan tingkah laku termasuk nafsu makannya,  karena  bila  ada  hal  demikian  bisa  mengindikasikan  adanya  serangan penyakit.  Keterlambatan pengenalan gejala serangan penyakit akan dapat berakibat fatal,  karena  bila  sudah  cukup  luas  serangannya  maka  penanggulangannya  akan lebih sulit dan merugikan.
Monitoring   pertumbuhan   paling   tidak   dilakukan   setiap   dua   minggu   dengan mengambil   sejumlah   contoh   dan   mengukur   panjang   total   dan   beratnya   (satu persatu).   Bandingkan hasilnya dengan laju pertumbuhan standar yang telah dibuat (seperti  pada  Tabel  4).    Evaluasi  laju  pertumbuhan  dan  keseragaman  ukurannya.
Bila kurang memuaskan, analisis faktor-faktor yang diduga berpengaruh dan lakukan tindakan perbaikan.
Monitoring  kondisi  sidat  yang  dibudidayakan  sangat  mutlak  iperlukan,  agart  dapat diketahui  secara  dini  adanya  gelaja  kelainan  khususnya  karena  adanya  serangan penyakit.