Perawatan pemeliharaan meliputi pemberian pakan, kontrol kualitas air, monitoring pertumbuhan dan kondisi sidat, grading, dan pemanenan pada dasarnya sama dengan pada tahap Pendederan lanjut (Pendederan 2 dan 3).
Pemberian pakan Pakan untuk pembesaran adalah pasta, rucah, dan pelet.
Kandungan protein harus cukup tinggi (45-50%) dan sesuai untuk sidat. Contoh pasta dan pelet disajikan pada Gambar 16. Sebagai pakan tahapan pembesaran, pelet sangat baik, karena pakan dalam bentuk pelet lebih efektif dibandingkan dengan pasta. Beberapa keunggulannya antara lain adalah yang terbuang relatif lebih sedikit, dan lebih mudah penanganannya. Dosis pakan antara 2-6% dari berat biomas per hari, dengan frekuensi 2-3 kali sehari. Untuk kontrol pakan bisa dipergunakan anco; habis tidaknya pakan dan lamanya pakan dihabiskan merupakan salah satu dasar untuk penyesuaian pemberian pakan. Kontrol pakan yang baik akan menurunkan resiko pemborosan dan menekan konversi pakan, suatu faktor utama yang berpengaruh pada tingkat keuntungan usaha.
Pemberian pakan pasta adalah sebagai berikut:
•timbang pakan sebanyak diperlukan, rebus
•campur dengan air secukupnya, kalau perlu + bahan pelengket (semacam kanji), dan suplemen lain yang diperlukan (minyak ikan)
•aduk dengan pengaduk khusus hingga adonan pulen
•bagi-bagi adonan tersebut sesuai kebutuhan setiap kolam
•letakkan adonan tersebut pada keranjang pakan
•letakkan keranjang pakandi bawah peneduh 10 cm di bawah permukaan air.
Pemberian pakan dengan ikan rucah sebagai berikut:
•timbang ikan rucah sebanyak ndiperlukan
•cincang daging tersebut hingga lebih kecil dari bukaan mulut sidat
•letakkan daging ikan tersebut pada baki-baki
Selain cara pemberian, tak kalah penting adalah kontrol pakan khususnya pengamatan habisnya pakan. Bila waktu habisnya pakan terlalu lama, perlu diketahui penyebabnya; bila perlu dilakukan penyesuaian dosis pemberiannya.
Pengontrolan
Pengontrolan dilakukan setiap hari untuk melihat keadaan kolam dan benih. Waktunya bisa bersamaan dengan pemberian pakan tambahan. Saat pengontrolan, keadaannya harus diamati dengan cermat.
Pengontrolan budidaya meliputi monitoring kualitas air, laju pertumbuhan dan kondisi/kesehatan ikan yang dibudidayakan.
Monitoring kualitas air baik melalui pengukuran parameter-parameter kualitas air utama maupun secara visual. Bila ada nilai parameter kualitas air yang tidak sesuai, periksa penyebabnya dan lakukan tindakan perbaikan. Rekam dalam jurnal budidaya yang telah disiapkan.
Cermati setiap kondisi benih utamanya bila ada kelainan tingkah laku termasuk nafsu makannya, karena bila ada hal demikian bisa mengindikasikan adanya serangan penyakit. Keterlambatan pengenalan gejala serangan penyakit akan dapat berakibat fatal, karena bila sudah cukup luas serangannya maka penanggulangannya akan lebih sulit dan merugikan.
Monitoring pertumbuhan paling tidak dilakukan setiap dua minggu dengan mengambil sejumlah contoh dan mengukur panjang total dan beratnya (satu persatu). Bandingkan hasilnya dengan laju pertumbuhan standar yang telah dibuat (seperti pada Tabel 4). Evaluasi laju pertumbuhan dan keseragaman ukurannya.
Bila kurang memuaskan, analisis faktor-faktor yang diduga berpengaruh dan lakukan tindakan perbaikan.
Monitoring kondisi sidat yang dibudidayakan sangat mutlak iperlukan, agart dapat diketahui secara dini adanya gelaja kelainan khususnya karena adanya serangan penyakit.