Kamis, 26 September 2013

Klasfikasi, morfologi dan anatomi Sidat

Klasifikasi Sidat (Anguilla)
Beberapa ahli, antar lain Djajadireja (1952), mengklasifikasikan sidat dalam tata nama sebagai berikut :
Filum : Chordata
Sub Filum : Euchordata
Kelas : Osteichthyes
Subkelas : Actinoptrygii
Infrakelas : Teleostei
Superordo : Elomorpha
Ordo : Anguiliformes
Famili : Anguilidae
Genus : Anguilla
Species : Anguilla spp.
Morfologi dan Anatomi Sidat (Anguilla)
Selintas sidat mirip dengan belut. Tubuhnya bulat dan panjang, warnanya juga sama yaitu kuning, abu-abu, cokelat, dan terkadang hitam. Namun bila diperhatikan, ikan ini berbeda dengan belut, yaitu adanya sirip dada (pectoral fin) di belakang kepalanya (meski ada beberapa jenis tidak memiliki sirip ini); sirip punggung (dorsal fin) dan sirip duburnya (anal fin) langsung menyatu hingga sisrip ekor (caudal fin) membentuk suatu pita lembut. Sidat memiliki bentuk tubuh bulat memanjang. Memiliki kepala, perut, dan ekor. Bentuk dan sirip (kiri), dan mulut (kanan). antara panjang dan tinggi 20 : 1. Kepala sidat berbentuk segitiga, memiliki mata, hidung, mulut, dan tutup insang. Mata sidat tidak tahan terhadap sinar matahari karena sidat termasuk binatang malam (nocturnal). Oleh sebab itu, tempat pemeliharaan sidat, terutama pada tahap pendederan, harus diberi peneduh berwarna hitam. Mulut sidat berfungsi untuk mengambil makanan. Mulut sidat membelah hampir di sepanjang bagian kepala. Hidung sidat sangat kecil, berfungsi untuk alat penciuman. Tutup insang berada di bagian bawah kepala atau di depan sirip dada. Sebagian besar spesies ikan ini  nokturnal (aktif di malam hari), hingga kita jarang melihatnya di alam; hanya kadang kita melihatnaya di lubang-lubang atau di tempat khusus yang kadang dikeramatkan orang. Sebagian species hidup di
perairan lebih dalan di paparan benua dan diderah dengan kedalaman hingga 4.000 m. Hanya yang termasuk dalam famili Aguilidae yang secara teratur mendiami perairan tawar namun juga kembali ke laut untuk memijah. Berbeda lagi dengan yang disebut sidat listrik (Electrophorus electricus), merupakan penghuni sungai Amazon dan sungai Orinoko yang memiliki kekuatan listrik mencapai 650 volt yang digunakannya untuk berburu mangsa dan membela diri. Kejutan listrik yang dihasilkan oleh ikan ini cukup untuk membunuh seekor kuda dari jarak 2 meter. Cara kerja penghasil listrik pada ikan ini dapat digunakan sangat cepat
mencapai dua hingga tiga perseribu detik. Ketika gelisah, ia mampu menghasilkan guncangan listrik selama setidaknya satu jam tanpa tanda-tanda melelahkan.Ia bisa tumbuh hingga panjang 2,5 m dan berat 20kg, walaupun biasanya ukuran rata-ratanya adalah 1 meter 

Di Indonesia sendiri ada tujuh jenis dari total 18 jenis di dunia. Dari tujuh jenis itu, dapat digolongkan menjadi dua yaitu yang bersirip dorsal pendek dan yang bersirip dorsal panjang. Yang bersirip dorsal pendek adalah Anguilla bicolor dan Anguilla bicolor Pacifica. Sedang yang bersirip dorsal panjang adalah Anguilla borneoensis, Anguilla marmorata, Anguilla celebesensis, Anguilla megastoma dan Anguilla interioris.
Sumber daya alam Indonesia sangat mendukung. Pertama, Indonesia beriklim tropis, hujan dan kemarau yang sangat baik bagi kehidupan sidat. Kedua, Indonesia memiliki sumber benih yang sangat melimpah.
Teknologi budidaya sidat sudah mulai dikuasai dan relafit mudah. Selain itu, pembudidaya sidat masih sangat sedikit, sehingga usaha ikan ini terbuka lebar. 
Usaha komoditas sidat yang ada di Indonesia selama ini ada tiga segmen, yaitu penangkapanhttp://sidatpurwakarta.blogspot.com/search/label/Pembenihan, pendederan, dan pembesaran, disamping usaha perdagangan terutama ekspor.