Seperti yang kita ketahui bahwa sidat hanya memijah di laut dalam, jadi hanya hasil tangkapan di alamlah yang terus dibudidaya. Dan sampai saat ini belum ada teknologi yang mampu menggantikannya.
Benih sidat ada dua macam, yaitu glass eel ditandai dengan bentuk tubuh bulat panjang seperti lidi berwarna agak bening, dan memiliki panjang rata-rata 5-6 cm (dari muara sungai Cimandiri-Pelabuhan Ratu).
Yang ke dua adalah fingerling yaitu benih sidat ukuran 10-20 cm, bisa diperoleh dari daerah lain. Dari kondisi bahwa ketersediaan benih sidat dari alam terus menurun baik di Indonesia maupun di negara-negara lain, maka diperlukan upaya-upaya untuk melestarikan atau memulihkan kembali sumberdaya benih sidat di alam. Di negara kita, salah satu upaya untuk itu adalah adanya pelarangan ekspor benih sidat.
Yang ke dua adalah fingerling yaitu benih sidat ukuran 10-20 cm, bisa diperoleh dari daerah lain. Dari kondisi bahwa ketersediaan benih sidat dari alam terus menurun baik di Indonesia maupun di negara-negara lain, maka diperlukan upaya-upaya untuk melestarikan atau memulihkan kembali sumberdaya benih sidat di alam. Di negara kita, salah satu upaya untuk itu adalah adanya pelarangan ekspor benih sidat.
Di Eropa, upaya perlindungan sumber daya sidat di sana adalah sebagai berikut :
- Larangan menangkap sidat dalam wilayah tertentu dan ditempat-tempat ruaya sidat untuk tahapan perkembangan.
- Menentukan jumlah tangkapan yang diperbolehkan, baik volume dan ukuran yang boleh ditangkap dan didaratkan.
- Membangun kembali habitat sidat.
- Mendukung tindakan teknis, seperti bantuan konstruksi agar sidat dapat naik ke sungai.
- Perlu menentukan wilayah dan musim yang tidak boleh menangkap.
- Menerbitkan ijin khusus bagi penangkap sidat.
- Mendukung dan memperkuat stok sidat melalui restocking.