Tampilkan postingan dengan label Pendederan 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendederan 2. Tampilkan semua postingan

Minggu, 13 Oktober 2013

Panen dan Seleksi 2

Panen  dapat  berupa  panen  parsial  dan  panen  total,  sebagaimana  dijelaskan  pada Pendedern 1. 
Untuk  mengetahui  hasil  panen,  benih  yang  ditangkap  harus  dihitung.  Perhitungan dapat   dilakukan   setelah   seleksi   maupun   sebelum   penebaran   kembali   ke   bak pendederan selanjutnya. 

• siapkan dua buah ember besar, sebuah sekup net, dan sebuah gelas air mineral 

• tangkap benih dengan sekup net dan biarkan beberapa saat agar airnya turun 

• masukkan benih ke dalam gelas sampai penuh. 

• bila sudah penuh, kembalikan sisa benih ke tempat semula 

• masukkan benih yang sudah ditakar ke dalam sekup net dan hitung jumlahnya 

• takar seluruh benih dengan gelas tersebut dan tampung di dalam ember besar 

Sebagaimana telah dijelaskan pada pendederan 1, seleksi  dilakukan  agar  dapat  memisahkan  sidat berdasarkan  ukuran.  Jika  sidat yang  berbeda  ukuran  dimasukkan  dalam  satu  tempat  dapat  terjadi kanibalisme terhadap sidat yang berukuran lebih kecil. 

Perawatan pemeliharaan 2

Perawatan   pemeliharaan   meliputi   pemberian   pakan,   pengontrolan   kualitas   air, monitoring pertumbuhan, monitoring kesehatan, panen parsial dan panen total. 
Pakan yang diberikan adalah pasta dengan protein >50%, dengan dosis 8-10% dan frekuensi pemberian 4 kali setiap hari.  Perlu diperhatikan : 

Pertama, penyiapan dan pemberian pakan harus dikontrol agar sesedikit mungkin pakan yang tesuspensi ke dalam air tanpa termakan, karena kolam akan cepat kotor dan menurunkan kualitas airnya. 
Ke dua, bila perlu dilakukan penyesuaian jumlah pakan dengan kondisi, bila kondisi  kurang  menunjang, guna  menekan  pemborosan  karena  banyaknya  pakan yang tidak dimakan. 

Monitoring  kualitas  air  baik  melalui  pengukuran  parameter-parameter  kualitas  air utama maupun secara visual.  Bila ada nilai parameter kualitas air yang tidak sesuai, periksa penyebabnya dan lakukan tindakan perbaikan. Rekam dalam jurnal budidaya yang telah disiapkan. 
Cermati setiap kondisi benih utamanya bila ada kelainan tingkah laku termasuk nafsu makannya,  karena  bila ada  hal  demikian  bisa  mengindikasikan  adanya  serangan penyakit.  Keterlambatan pengenalan gejala serangan penyakit akan dapat berakibat fatal, karena bila sudah cukup  luas  serangannya  maka penanggulangannya  akan lebih sulit dan merugikan. 
Monitoring   pertumbuhan   paling   tidak   dilakukan   setiap   dua   minggu   dengan mengambil   sejumlah contoh dan mengukur   panjang   total   dan   beratnya   (satu persatu).   Bandingkan hasilnya dengan laju pertumbuhan standar yang telah dibuat (seperti  pada  Tabel  5).    Evaluasi  laju  pertumbuhan  dan keseragaman  ukurannya. 
Bila kurang memuaskan, analisis faktor-faktor yang diduga berpengaruh dan lakukan tindakan perbaikan. 

Penebaran benih 2

Pendederan tahap kedua harus dilakukan  pengaturan  padat  tebar  agar menghasilkan kualitas sidat yang baik.

Padat tebar pada pendederan ke dua dan ke tiga serta dosis pakan

Pendederan 2 :
Berat benih (g) = 0,6 - 0,8 
Padat tebar = 200 (ekor/m3 ) 
Dosis pakan per 1000 ekor (g) = 100 - 200 


Pendederan 3 :
Berat benih (g) = 1,5 - 1,75 
Padat tebar = 100 (ekor/m3 ) 
Dosis pakan per 1000 ekor (g) = 200 - 400

Kolam dan media budidaya 2

Tahapan pekerjaan dan perawatan budiaya pada Pendederan Lanjutan (Pendederan 2 maupun Pendederan 3) pada dasarnya sama dengan  pada tahapan Pendederan 1, kecuali  bahwa  pada  tahapan  ini  kita  sudah  tidak  mengajari  benih  untuk  makan. 
Pendederan 2 dimulai dari penyiapan kolam dan media budidaya. 

Kolam Penderan 1 yang digunakan bisa kolam tanah dengan ukuran 50-100 m dan kedalaman  80  cm,  sedang  untuk  kolam  Pendederan  2  bisa  100-300  m2  dengan kedalaman 90-100 cm.

Kegiatan persiapan terdiri dari :
  • perbaikan pematang dan bagian-bagian kolam yang bocor
  • pembersihan
  • pengeringan
  • pemberantasan penyakit
  • pembilasan
  • pengisian air. 


Pengeringan dilakukan dengan cara membiarkan bak terjemur matahari 
Pemberantasan   penyakit  :   rendam kolam  dengan  larutan  kaporit  dengan dosis 30-50 gram/m  selama dua hari, kemudian dibilas hingga sisa-sisa dan bau kaporit hilang, dijemur. 
Pemasukan air dilakukan dua hari setelah pemberantasan penyakit