Tampilkan postingan dengan label Pembesaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pembesaran. Tampilkan semua postingan

Selasa, 15 Oktober 2013

Panen dan Seleksi 3

Pemanenan   bisa   berupa   panen   sebagian (parsial) dan panen total

Tahap pekerjaan dalam panen total :
  • Pasang saringan di depan pintu pengeluaran (monik)
  • cabut papan monik yang paling atas dan biarkan airnya terbuang hingga mencapai ketinggian papan di bawahnya.
  • cabut papan kedua biarkan air terbuang
  • sambil menunggu air surut, tangkap sidat demi sedikit dengan waring, lalu masukkan ke ember.
  • bila airnya sudah surut lagi, cabut papan ketiga agar airnya lebih surut. tangkap sidat sampai habis dan masukkan ke dalam hapa.

Seleksi ukuran

Seleksi  sidat  konsumsi dilakukan keesokan harinya.
Sidat yang mati harus dibuang agar tidak mengotori air  dalam  wadah  penampungan.
Seleksii  dilakukan dengan  memisahkan  sidat  Seleksi  sidat  konsumsi dilakukan  keesokan  harinya.  Sidat  yang  mati  harus dibuang   agar   tidak   mengotori   air   dalam   wadah Untuk jumlah yang tidak terlelu banyak, grading dilakukan secara manual sebagaimana dijelasakan pada tahapan Pendederan 1; sedang untuk sidat yang banyak, diperlukan waktu yang cepat, sehingga bisa dengan alat bantu grading.

Pengemasan
Tahapannya adalah penimbangan, dan pengemasan.
Perhitungan sidat dilakukan secara manual  dengan ara sampling. Cara ini cukup efektif. Sidat   juga   harus ditimbang   agar   diketahui   beratnya.
Setelah diketahui jumlah dan beratnya, sidat   siap   untuk   dijual.

Tahap  terakhir  dari  proses  kegiatan  budidaya  adalah penanganan  pasca  panen.  Dengan  penanganan    pasca  panen yang   benar   diharapkan   nilai   jual   tidak   turun.   Ikan   sidat 5mempunyai  nilai  jual  tinggi  pada  saat  diperdagangkan  dalam kondisi   hidup   dan   segar   (dan   berkualitas   baik).
Untuk   itu diperlukan  cara  pengemasan  ikan  sidat  ukuran  konsumsi  akan menjamin kelangsungan hidupnya dari mulai penanganan panen di tambak sampai ke lokasi pasar.

Pengemasan  dalah  sistim  tertutup.  Tahap  pengemasan  yaitu  ikan sidat  yang  telah  dipuasakan  diambil  untuk  ditimbang  sebanyak  100 kg,  kemudian  dipingsankan  di  wadah  yang  telah  diberi  es  batu sampai suhu mecapai 7 - 10 c 0, setelah ikan sidat pingsan, dikemas dengan  plastik  yg  sudah  diisi  air  sebanyak  2/3  dari  volume.
Tahap selanjutnya kantong tersebut diberi oksigen murni dan kantong diikat dengan menggunakan karet. Selanjutnya ikan sidat dikemas kantong plastik kemudian dimasukan ke dalam styrofoam, dan di sela-selanya diberi diberi batu es yang sudah dibungkus dalam plastik.

Perawatan pemeliharaan 3

Perawatan   pemeliharaan   meliputi   pemberian   pakan,   kontrol   kualitas   air, monitoring  pertumbuhan  dan  kondisi  sidat,  grading,  dan  pemanenan  pada dasarnya sama dengan pada tahap Pendederan lanjut (Pendederan 2 dan 3).
Pemberian pakan Pakan untuk pembesaran adalah pasta, rucah, dan pelet. 
Kandungan protein harus cukup tinggi (45-50%) dan sesuai untuk sidat.   Contoh pasta dan pelet disajikan pada Gambar 16. Sebagai pakan tahapan pembesaran, pelet sangat baik,  karena  pakan  dalam  bentuk  pelet  lebih  efektif  dibandingkan  dengan pasta.  Beberapa keunggulannya antara lain adalah yang terbuang relatif lebih sedikit,  dan  lebih  mudah  penanganannya.    Dosis  pakan  antara  2-6%  dari berat biomas per   hari, dengan frekuensi 2-3 kali sehari. Untuk kontrol pakan bisa dipergunakan anco; habis tidaknya pakan dan lamanya pakan dihabiskan merupakan  salah  satu  dasar  untuk  penyesuaian  pemberian  pakan.  Kontrol pakan yang baik akan menurunkan resiko pemborosan dan menekan konversi pakan, suatu faktor utama yang berpengaruh pada tingkat keuntungan usaha.

Pemberian pakan pasta adalah sebagai berikut:
•timbang pakan sebanyak diperlukan, rebus
•campur dengan air secukupnya, kalau perlu + bahan pelengket (semacam kanji), dan suplemen lain yang diperlukan (minyak ikan)
•aduk dengan pengaduk khusus hingga adonan pulen
•bagi-bagi adonan tersebut sesuai kebutuhan setiap kolam
•letakkan adonan tersebut pada keranjang pakan
•letakkan keranjang pakandi bawah peneduh 10 cm di bawah permukaan air.

Pemberian pakan dengan ikan rucah sebagai berikut:
•timbang  ikan rucah sebanyak ndiperlukan
•cincang daging tersebut hingga lebih kecil dari bukaan mulut sidat
•letakkan daging ikan tersebut pada baki-baki

Selain cara pemberian, tak kalah penting adalah kontrol pakan khususnya pengamatan habisnya pakan.  Bila waktu habisnya pakan terlalu lama, perlu diketahui penyebabnya; bila perlu dilakukan penyesuaian dosis pemberiannya.


Pengontrolan
Pengontrolan   dilakukan   setiap   hari   untuk melihat keadaan kolam dan benih. Waktunya bisa   bersamaan   dengan   pemberian   pakan tambahan.  Saat  pengontrolan,  keadaannya harus diamati dengan cermat.
Pengontrolan   budidaya   meliputi   monitoring   kualitas   air,   laju   pertumbuhan   dan kondisi/kesehatan ikan yang dibudidayakan.
Monitoring  kualitas  air  baik  melalui  pengukuran  parameter-parameter  kualitas  air utama maupun secara visual.  Bila ada nilai parameter kualitas air yang tidak sesuai, periksa penyebabnya dan lakukan tindakan perbaikan. Rekam dalam jurnal budidaya yang telah disiapkan.
Cermati setiap kondisi benih utamanya bila ada kelainan tingkah laku termasuk nafsu makannya,  karena  bila  ada  hal  demikian  bisa  mengindikasikan  adanya  serangan penyakit.  Keterlambatan pengenalan gejala serangan penyakit akan dapat berakibat fatal,  karena  bila  sudah  cukup  luas  serangannya  maka  penanggulangannya  akan lebih sulit dan merugikan.
Monitoring   pertumbuhan   paling   tidak   dilakukan   setiap   dua   minggu   dengan mengambil   sejumlah   contoh   dan   mengukur   panjang   total   dan   beratnya   (satu persatu).   Bandingkan hasilnya dengan laju pertumbuhan standar yang telah dibuat (seperti  pada  Tabel  4).    Evaluasi  laju  pertumbuhan  dan  keseragaman  ukurannya.
Bila kurang memuaskan, analisis faktor-faktor yang diduga berpengaruh dan lakukan tindakan perbaikan.
Monitoring  kondisi  sidat  yang  dibudidayakan  sangat  mutlak  iperlukan,  agart  dapat diketahui  secara  dini  adanya  gelaja  kelainan  khususnya  karena  adanya  serangan penyakit.

Penebaran benih 3

PENEBARAN
Benih   yang   ditebar   adalah   hasil   dari   Pendederan   3,   dengan   ukuran   3-7 gram/ekor.   Sudah  barang  tentu  ukuran  yang  kurang  seragam  ini  digrading terlebih dahulu untuk ditebar pada kolam yang berbeda.   Besaran padat tebar untuk  tahapan  pembesaran  bergantung  pada  ukuran  benih.  Untuk  tahap Pembesaran 1, ukuran benih 3-7 gram/ekor, padat tebarnya +/- 50 ekor/m2 ), dan  untuk  Pembesaran  tahap  ke  dua  padat  tebar  30  ekor/m2.  
Pembesaran tahap ukuran benih +/- 50 g/ekor adalah 10-15 ekor/m2.
Penebaran  benih  dilakukan  pada  pagi  hari saat suhu masih rendah, yaitu pukul 07.00 - 09.00. tujuannya agar benih tidak stress pada suhu tinggi.

Kolam dan media budidaya 3

Dari   hasil   pendederan,   ukuran   sidat   belum   bisa dikatakan  sidat  konsumsi  karena  masih  terlalu  kecil. Ukuran   sidat   konsumsi   antara   120   -   200   g   (5-8 ekor/kg)  dan  500g  ke  atas.  Agar  mencapai  ukuran tersebut diperlukan kegiatan pembesaran.

Kunci sukses pembesaran sidat:
• kualitas air baik
• kualitas benih baik
• kualitas pakan tambahan baik
• teknik pemeliharaan baik
• manajemen yang baik

Kolam yang dipergunakan adalah kolam tanah, dengan ukuran 300-1000 m .  Kolam ukuran besar mempunyai keunggulan tersendiri, khususnya bahwa suhu cenderung lebih stabil baik suhu maupun planktonnya dibandingkan dengan kolam ukuran kecil PERSIAPAN KOLAM DAN MEDIA PEMELIHARAAN Persiapan kolam dan media pemeliharaan pada dasarnya sama dengan pada Pendederan 2 ataupun 3.
  • Persiapan kolam dan media pemeliharaan sbb: 
  • Pengeringan kolam dilakukan selama 2-3 hari tergantung cuaca
  • Perbaikan pematang dilakukan dengan cara menutup seluruh permukaan pematang dengan tanah dasar agar semua kebocoran tertutup
  • Pengolahan tanah dasar dilakukan dengan mencangkul seluruh bagian dasar kolam yang tujuannya agar tanah dasar kedap air,strukturnya baik dan higienis
  • Pengapuran dilakukan dengan cara menebar menebar kapur merata ke seluruh bagian tanah dasar dan pematang serta membasahinya (untuk PH tanah -7)
  • Pemupukan dilakukan dengan cara menebar pupuk ke seluruh dasar kolam sehingga pertumbuhan pakan alami akan merata
  • Kolam diisi air hingga 3/4 bagian

Pengapuran bertujuan  untuk  meningkatkan  produktivitas  tanah,  terutama  pH  dan alkalinitasnya. Untuk kolam yang pH nya sudah 7 tidak perlu dilakukan pengapuran.
 
Pemupukan dimaksudkan untuk meningkatkan perkembangan plankton.   Meski sidat ukuran  besar  sudah  tidak  memakan  plantkon  (hewani),  namun  pupulasi  plankton akan  dapat  meningkatkan  kadungan  oksigen  air  kolam,  serta  menciptakan  suasana teduh yang nyaman bagi sidat.  Dosis pupuk adalah : pupuk kandang 200-500 g/m2; urea   dan   TSP   5-10   g/m2.      Pupuk   kandang   mempunyain   keunggulan   baik menyuburkan tanah kolam maupun pelepasan unsur haranya yang secara bertahap, namun perlu hati-hati dengan kemungkinan adanya bibit penyakit. Umumnya pupuk kandang  diaplikasikan  bila  sudah  benar-benar  kering,  atau  bila  masih  basah  perlu treatment khusus. Pemupukan  dilakukan  dengan  cara  menebar  pupuk  ke  seluruh  dasar  kolam.  Untuk pupuk  kandang  bisa  dengan  memasukkannya  dalam  karung  agar  pelepasan  hara bisa bertahap.