Rabu, 23 Oktober 2013

Air dan tanah

Air merupakan media hidup sidat. Keberhasilan sidat sangat ditentukan oleh keadaan airnya.

a)  Sumber air
Memilih  sumber  air  untuk  budidaya  sidat  tidak  boleh  sembarangan.  Ada  tiga sumber air yang baik untuk kegiatan pembesaran.
1)  Air sumur
2)  Mata air
3)  Air sungai

b)  Kuantitas
Kuantitas disebut juga debit air adalah jumlah air yang tersedia atau mengalir di suatu tempat. Jumlah air yang dibutuhkan dalam budidaya sidat tergantung dari skala produksi dan tahapan kegiatan yang dilakukan.
Untuk  pendederan,  setiap  produksi  1000  ekor/bulan dibutuhkan  air  sekitar  5 liter/detik.  Sementara  untuk  pembesaran,  setiap  skala  produksi  10.000  ekor/bulan dibutuhkan air 5 liter/detik.

c)  Kualitas

Tabel Parameter kualitas air untuk budidaya sidat

Parameter Kisaran atau indikasi 
Suhu

Warna

Kekeruhan

Oksigen

Karbondioksida

pH

Amoniak

Alkalinitas 
27 - 30 derajat Cel. (pendederan), 25 - 30 derajat Cel. (pembesaran)

Hijau kecoklatan

20 - 40 cm oleh plankton

Minimal 4 mg/L

Maksimal 25 mg/L

7 - 7,5

Maksimal 0,1 mg/L

50 -300 mg/L 

Suhu yang sesuai akan menunjang laju pertumbuhan yang tinggi, konversi pakan yang  rendah  dan  merupakan  salah  satu  faktor  yang  berpengaruh  terhadap kondisi  kesehatan  ikan.    Dua  hal  yang  pertama  tersebut  terkait  dengan  laju metabolisme yang tinggi; dan laju pertumbuhan yang tinggi akan memperpendek waktu pemeliharaan. Kondisi kesehatan akan menunjang nafsu makan, dan serta mengurangi    angka    kematian    (mortalitas)    sehingga    menunjang    tingkat sintasan yang tinggi ( atau   Survival   Rate   atau   SR)  (dikatakan karena masih ada faktor-faktor menunjang lain yang perpengaruh). 
Warna air yang hijau kecoklatan adalah terkait dengan berkembangnya plankton (fitoplankton maupun zooplankton). 
Oksigen  merupakan  faktor  pembatas  dalam  sistem  akuatik. 
Kecukupan  oksigen  dalam  air  media  budidaya  akan  mendukung proses   metabolisme   (jumlah   total   perubahan secara kimiawi dalam tubuh organisme  hidup  dan  sel-selnya  yang  merubah  makanan  menjadi  protoplasma, serta  selanjutnya  protoplasma  dipergunakan  dan  diuraikan  menjadi  senyawa- senyawa   yang   lebih   sederhana   serta   kotoran   dengan   pelepasan   energi). 
Kandungan  oksigen  dalam  air  media  budidaya  dipengaruhi  tingkat  fotosintesis tumbuhan  air/fitoplankton,  suhu,  serta  banyak  sedikitnya  bahan  organik,  serta jumlah organisme dan aktivitasnya. 
Karbon dioksida (CO2) berpengaruh terhadap perkembangan fitoplankton (terkait dengan  proses  fotosintesis),  dan  terhadap  pH  air  dalam  air  media  budidaya. 
Kandungan CO2 dalam air tidak boleh terlalu tinggi, karena akan menurunkan pH air  dan  akan  menurunkan oksigen  terlarut  dalam  air media  budidaya. Tingginya konsentrasi     bakteri  dan  bahan-bahan  organik  tersuspensi  akan  meningkatkan kandungan CO2 dan menurunkan kandungan oksigen dalam air media budidaya. 
Tingginya CO2 dapat dicegah dengan aerasi yang cukup, dan pengaturan pH. 
Amoniak  atau  NH 3  merupakan  senyawa  toksik  (racun  terhadap  ikan).  Amoniak atau amonia bebas merupakan salah satu hasil perombakan bahan organik dalam air  media  budidaya,  yang  keseimbangannya  dengan  amonium  (NH 4OH)  yang tidak  toksik,  bergantung  pada  pH  (semakin  tinggi  pH  maka  semakin  tinggi proporsi  amoniak).  Dengan  demikian  maka  pH  dijaga  jangan  melampaui  batas kisaran maksimal. 
Alkalinitas  adalah  jumlah  knsentrasi  basa  dalam  air  (utamanya  bikarbonat  atau HCO   dan karbonat atau CO  2   dinyatakan dalam mg/ltr ekivalen CaCO 3. Air ber- alkalinitas cukup tinggi akan  mempunyai pH yang lebih  stabil, serta mempunyai produktivitas lebih tinggi. 

d)  Kontinuitas 

Kontinuitas adalah keadaan suatu sumber air dalam masa tertentu. Sumber air yang  mampu  menyediakan  air  setiap  saat  atau  tidak  pernah  kering  dikatakan kontinyu. 

Bila kita bisa memilih di antara ke tiga macam sumber air di atas, selain terkait pula dengan kuantitas, kualitas dan kontinuitasnya, maka juga dipertimbangkan biaya awal dan biaya operasionalnya. 

Jenis Tanah 

Jenis tanah untuk budidaya sidat harus memiliki safat-sifat fisik dan kimia yang baik, yaitu  guna  menunjang  fungsi-fungsi:  (1)  terciptanya  lingkungan  bagi  hidup  dan berkembangnya  ikan  yang  dibudidayakan  dengan  baik,  (2)  berkembangnya  pakan alami,  dan  (3)  kuat  kenampung  air  di  dalamnya  serta  beban  peralatan  di  atasnya. 
Fungsi  pertama  dan  ke  dua  menyangkut  kesuburan.  Kesuburan  dimaksud  adalah bahwa  tanah  mendukung  terciptanya  air  media  budidaya  yang  subur,  atau  tidak menyebabkan  air  kolam  berubah  menjadi  miskin  hara  ataupun  perubahan  secara fisika dan kimia lainnya karena pengaruh tanah kolam tersebut. Fungsi ke tiga adalah bahwa kolam tidak bocor/rembes, dan kuat menahan beban.   Ada dua macam jenis tanah yang sesuai untuk maksud tersebut: 

-tanah  terapan  (clay  loam)  yaitu  tanah  dengan  kandungan  liat,  pasir  dan debu kurang lebih berimbang; dan 
-tanah liat berpasir atau lempung berpasir.