Air merupakan media hidup sidat. Keberhasilan sidat sangat ditentukan oleh keadaan airnya.
a) Sumber air
Memilih sumber air untuk budidaya sidat tidak boleh sembarangan. Ada tiga sumber air yang baik untuk kegiatan pembesaran.
1) Air sumur
2) Mata air
3) Air sungai
b) Kuantitas
Kuantitas disebut juga debit air adalah jumlah air yang tersedia atau mengalir di suatu tempat. Jumlah air yang dibutuhkan dalam budidaya sidat tergantung dari skala produksi dan tahapan kegiatan yang dilakukan.
Untuk pendederan, setiap produksi 1000 ekor/bulan dibutuhkan air sekitar 5 liter/detik. Sementara untuk pembesaran, setiap skala produksi 10.000 ekor/bulan dibutuhkan air 5 liter/detik.
c) Kualitas
Tabel Parameter kualitas air untuk budidaya sidat
Parameter | Kisaran atau indikasi |
Suhu Warna Kekeruhan Oksigen Karbondioksida pH Amoniak Alkalinitas |
27 - 30 derajat Cel. (pendederan), 25 - 30 derajat Cel. (pembesaran) Hijau kecoklatan 20 - 40 cm oleh plankton Minimal 4 mg/L Maksimal 25 mg/L 7 - 7,5 Maksimal 0,1 mg/L 50 -300 mg/L |
Suhu yang sesuai akan menunjang laju pertumbuhan yang tinggi, konversi pakan yang rendah dan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kondisi kesehatan ikan. Dua hal yang pertama tersebut terkait dengan laju metabolisme yang tinggi; dan laju pertumbuhan yang tinggi akan memperpendek waktu pemeliharaan. Kondisi kesehatan akan menunjang nafsu makan, dan serta mengurangi angka kematian (mortalitas) sehingga menunjang tingkat sintasan yang tinggi ( atau Survival Rate atau SR) (dikatakan karena masih ada faktor-faktor menunjang lain yang perpengaruh).
Warna air yang hijau kecoklatan adalah terkait dengan berkembangnya plankton (fitoplankton maupun zooplankton).
Oksigen merupakan faktor pembatas dalam sistem akuatik.
Kecukupan oksigen dalam air media budidaya akan mendukung proses metabolisme (jumlah total perubahan secara kimiawi dalam tubuh organisme hidup dan sel-selnya yang merubah makanan menjadi protoplasma, serta selanjutnya protoplasma dipergunakan dan diuraikan menjadi senyawa- senyawa yang lebih sederhana serta kotoran dengan pelepasan energi).
Kandungan oksigen dalam air media budidaya dipengaruhi tingkat fotosintesis tumbuhan air/fitoplankton, suhu, serta banyak sedikitnya bahan organik, serta jumlah organisme dan aktivitasnya.
Karbon dioksida (CO2) berpengaruh terhadap perkembangan fitoplankton (terkait dengan proses fotosintesis), dan terhadap pH air dalam air media budidaya.
Kandungan CO2 dalam air tidak boleh terlalu tinggi, karena akan menurunkan pH air dan akan menurunkan oksigen terlarut dalam air media budidaya. Tingginya konsentrasi bakteri dan bahan-bahan organik tersuspensi akan meningkatkan kandungan CO2 dan menurunkan kandungan oksigen dalam air media budidaya.
Tingginya CO2 dapat dicegah dengan aerasi yang cukup, dan pengaturan pH.
Amoniak atau NH 3 merupakan senyawa toksik (racun terhadap ikan). Amoniak atau amonia bebas merupakan salah satu hasil perombakan bahan organik dalam air media budidaya, yang keseimbangannya dengan amonium (NH 4OH) yang tidak toksik, bergantung pada pH (semakin tinggi pH maka semakin tinggi proporsi amoniak). Dengan demikian maka pH dijaga jangan melampaui batas kisaran maksimal.
Alkalinitas adalah jumlah knsentrasi basa dalam air (utamanya bikarbonat atau HCO dan karbonat atau CO 2 dinyatakan dalam mg/ltr ekivalen CaCO 3. Air ber- alkalinitas cukup tinggi akan mempunyai pH yang lebih stabil, serta mempunyai produktivitas lebih tinggi.
d) Kontinuitas
Kontinuitas adalah keadaan suatu sumber air dalam masa tertentu. Sumber air yang mampu menyediakan air setiap saat atau tidak pernah kering dikatakan kontinyu.
Bila kita bisa memilih di antara ke tiga macam sumber air di atas, selain terkait pula dengan kuantitas, kualitas dan kontinuitasnya, maka juga dipertimbangkan biaya awal dan biaya operasionalnya.
Jenis Tanah
Jenis tanah untuk budidaya sidat harus memiliki safat-sifat fisik dan kimia yang baik, yaitu guna menunjang fungsi-fungsi: (1) terciptanya lingkungan bagi hidup dan berkembangnya ikan yang dibudidayakan dengan baik, (2) berkembangnya pakan alami, dan (3) kuat kenampung air di dalamnya serta beban peralatan di atasnya.
Fungsi pertama dan ke dua menyangkut kesuburan. Kesuburan dimaksud adalah bahwa tanah mendukung terciptanya air media budidaya yang subur, atau tidak menyebabkan air kolam berubah menjadi miskin hara ataupun perubahan secara fisika dan kimia lainnya karena pengaruh tanah kolam tersebut. Fungsi ke tiga adalah bahwa kolam tidak bocor/rembes, dan kuat menahan beban. Ada dua macam jenis tanah yang sesuai untuk maksud tersebut:
-tanah terapan (clay loam) yaitu tanah dengan kandungan liat, pasir dan debu kurang lebih berimbang; dan
-tanah liat berpasir atau lempung berpasir.